- Menggantungkan karir pada perusahaan
Jika kamu sudah menjadi karyawan dalam jangka waktu yang lama,
mungkin akan agak sulit membayangkan di mana akhir tangga karirmu.
Bayangkan saat kamu berangkat kerja besok hanya untuk mengisi kekosongan
ruang kerjamu,
Apakah kamu mampu mengimplementasikan semua skill yang kamu miliki ke
dalam lingkungan baru dengan cepat dan mudah? Atau kamu adalah karyawan
yang keahlian dan kredibilitasnya bergantung pada manajer/bos sehingga
jika mereka tak ada kamu akan menghadapi masalah? Jika kamu adalah yang
terakhir, sekaranglah saatnya kamu untuk memperluas cakrawala dan
memastikan bahwa kamu bisa menambah
value pada dirimu.
- Kerja, kerja, kerja sepanjang waktu
Kerja keras dan dedikasi tinggi memang poin penting dalam kesuksesan
karir. Namun kamu tetap harus memahami betul batas antara kehidupan
kerja dan kehidupan pribadi. Lembur untuk mengejar deadline
sekali-sekali mungkin tak masalah, namun harus dilakukan setiap waktu,
justru profesionalisme kita dipertanyakan. Dengan begitu kamu justru
menunjukkan tidak adanya batas yang jelas karena kita selalu menempatkan
pekerjaan kita di atas kepentingan segalanya. Hargailah dirimu sendiri.
- Terlalu fokus menjawab e-mail
Jika kamu ingin karirmu tetap long-lasting kamu harus bisa
menyeimbangkan kehidupan kerja dengan kehidupan pribadi. Untuk
menghindari kerja lembur berlebihan, kamu harus mampu memilah pekerjaan
mana saja yang harus dikerjakan setiap harinya. Kamu tidak perlu terlalu
fast-respond dalam membalas email, dan memandangi folder
inboxmu setiap waktu. Bahkan jika perlu, matikan notifikasi email dan
beri perhatian penuh pada project besar yang sedang kamu tangani.
Fokuslah pada
team meeting siang ini. Kamu akan lebih produktif jika kamu fokus pada satu hal, dengan begitu semua rekan kerjamu juga akan menghargaimu.
- Write less talk more
Mengirim email dan SMS adalah hal yang mudah. Kamu bisa bebas
menuliskan apa saja dan pesan tersebut akan tersimpan secara permanen.
Namun sesungguhnya itu adalah cara yang buruk untuk berkomunikasi.
Jika kamu ingin membangun sebuah relasi yang bermakna, menjauhlah
dari keyboard dan perbanyak interaksi dengan semua rekan kerjamu. Jika
tak memungkinkan bertemu, bicaralah melalui telepon. Begitulah sebuah
hubungan terjalin. Kesuksesanmu jauh lebih bergantung pada kemampuanmu
berhubungan daripada sekedar menuliskan email.
- Berharap supervisor akan bertanggung-jawab pada pengembangan dirimu
Jika kamu memiliki manajer yang hebat, maka beliau juga akan aktif
berpartisipasi dalam pengembangan profesionalmu secara personal, tidak
hanya ketika review kinerja tahunan. Namun jika manajermu juga berperan
sebagai mentor, kamu harus bertanggung jawab dalam pengembangan dirimu
sendiri. Kamu menginginkan promosi kerja tahu depan? Aktiflah mencari
tahu apa yang diperlukan untuk mewujudkannya. Butuh sertifikasi untuk
meningkatkan kredibilitas? Lakukan penelitian pada sebuah program
disertai proposal untuk diajukan pada bos dan HRD. Perjuangkan semuanya
sendiri, jangan bergantung pada orang lain.
- Tidak mencatat setiap pencapaian
Kamu juga harus bertanggung jawab untuk mencatat semua prestasi yang
telah berhasil kamu capai. Apakah itu portofolio kerja, banyaknya
project yang sudah kamu tangani, atau testimonial dari klien, luangkan
waktumu untuk mencatat informasi ini untuk dimasukkan dalam CV
terupdate. Yakinlah kamu akan membutuhkannya ketika akan melamar
pekerjaan baru, atau mengajukan kenaikan pangkat, atau ketika
bernegosiasi dengan klienmu.
- Melewatkan kesempatan hanya karena tidak sesuai dengan bidang kerja
Baik itu di dalam perusahaan atau di luar komunitasmu, selalu cari
cara agar kamu dapat berkontribusi, memberikan bantuan, dan bertemu
dengan orang baru. Justru bentuk relasi yang seperti ini yang akan
memperluas lingkup pengaruh dan fleksibilitas diri.
- Tidak bisa mengelola sosial media dengan baik
Poin yang satu ini mungkin terdengar sepele namun riskan. Dalam dunia
serba digital sekarang, siapa yang tidak punya jejaring sosial? Semua
orang paling tidak memiliki akun Facebok, Twitter, atau LinkedIn.
Meskipun untuk beberapa jejaring sosial sifatnya casual, bukan berarti
kamu bisa bersikap seenaknya. Terutama jika berhubungan dengan nama baik
perusahaan tempatmu bekerja. Jangan pernah sekalipun menuliskan hal
yang negatif tentang rekan kerja, bos/manajer, dan apapun tentang
tempatmu bekerja. Sekalipun dalam keadaan emosi, jangan pernah salurkan
amarah melalui sosial media. Selain akan merusak imej perusahaan, dirimu
sendiri akan dipandang sebagai seorang yang tidak profesional dan
kompeten.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar