Translate

Jumat, 20 Maret 2015

8 Kesalahan yang Akan Menghancurkan Karir-mu

  1. Menggantungkan karir pada perusahaan
Jika kamu sudah menjadi karyawan dalam jangka waktu yang lama, mungkin akan agak sulit membayangkan di mana akhir tangga karirmu. Bayangkan saat kamu berangkat kerja besok hanya untuk mengisi kekosongan ruang kerjamu,
Apakah kamu mampu mengimplementasikan semua skill yang kamu miliki ke dalam lingkungan baru dengan cepat dan mudah? Atau kamu adalah karyawan yang keahlian dan kredibilitasnya bergantung pada manajer/bos sehingga jika mereka tak ada kamu akan menghadapi masalah? Jika kamu adalah yang terakhir, sekaranglah saatnya kamu untuk memperluas cakrawala dan memastikan bahwa kamu bisa menambah value pada dirimu.
  1. Kerja, kerja, kerja sepanjang waktu
Kerja keras dan dedikasi tinggi memang poin penting dalam kesuksesan karir. Namun kamu tetap harus memahami betul batas antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi. Lembur untuk mengejar deadline sekali-sekali mungkin tak masalah, namun harus dilakukan setiap waktu, justru profesionalisme kita dipertanyakan. Dengan begitu kamu justru menunjukkan tidak adanya batas yang jelas karena kita selalu menempatkan pekerjaan kita di atas kepentingan segalanya. Hargailah dirimu sendiri.
  1. Terlalu fokus menjawab e-mail
Jika kamu ingin karirmu tetap long-lasting kamu harus bisa menyeimbangkan kehidupan kerja dengan kehidupan pribadi. Untuk menghindari kerja lembur berlebihan, kamu harus mampu memilah pekerjaan mana saja yang harus dikerjakan setiap harinya. Kamu tidak perlu terlalu fast-respond dalam membalas email, dan memandangi folder inboxmu setiap waktu. Bahkan jika perlu, matikan notifikasi email dan beri perhatian penuh pada project besar yang sedang kamu tangani. Fokuslah pada team meeting siang ini. Kamu akan lebih produktif jika kamu fokus pada satu hal, dengan begitu semua rekan kerjamu juga akan menghargaimu.
  1. Write less talk more
Mengirim email dan SMS adalah hal yang mudah. Kamu bisa bebas menuliskan apa saja dan pesan tersebut akan tersimpan secara permanen. Namun sesungguhnya itu adalah cara yang buruk untuk berkomunikasi.
Jika kamu ingin membangun sebuah relasi yang bermakna, menjauhlah dari keyboard dan perbanyak interaksi dengan semua rekan kerjamu. Jika tak memungkinkan bertemu, bicaralah melalui telepon. Begitulah sebuah hubungan terjalin. Kesuksesanmu jauh lebih bergantung pada kemampuanmu berhubungan daripada sekedar menuliskan email.
  1. Berharap supervisor akan bertanggung-jawab pada pengembangan dirimu
Jika kamu memiliki manajer yang hebat, maka beliau juga akan aktif berpartisipasi dalam pengembangan profesionalmu secara personal, tidak hanya ketika review kinerja tahunan. Namun jika manajermu juga berperan sebagai mentor, kamu harus bertanggung jawab dalam pengembangan dirimu sendiri. Kamu menginginkan promosi kerja tahu depan? Aktiflah mencari tahu apa yang diperlukan untuk mewujudkannya. Butuh sertifikasi untuk meningkatkan kredibilitas? Lakukan penelitian pada sebuah program disertai proposal untuk diajukan pada bos dan HRD. Perjuangkan semuanya sendiri, jangan bergantung pada orang lain.
  1. Tidak mencatat setiap pencapaian
Kamu juga harus bertanggung jawab untuk mencatat semua prestasi yang telah berhasil kamu capai.  Apakah itu portofolio kerja, banyaknya project yang sudah kamu tangani, atau testimonial dari klien, luangkan waktumu untuk mencatat informasi ini untuk dimasukkan dalam CV terupdate. Yakinlah kamu akan membutuhkannya ketika akan melamar pekerjaan baru, atau mengajukan kenaikan pangkat, atau ketika bernegosiasi dengan klienmu.
  1. Melewatkan kesempatan hanya karena tidak sesuai dengan bidang kerja
Baik itu di dalam perusahaan atau di luar komunitasmu, selalu cari cara agar kamu dapat berkontribusi, memberikan bantuan, dan bertemu dengan orang baru. Justru bentuk relasi yang seperti ini yang akan memperluas lingkup pengaruh dan fleksibilitas diri.
  1. Tidak bisa mengelola sosial media dengan baik
Poin yang satu ini mungkin terdengar sepele namun riskan. Dalam dunia serba digital sekarang, siapa yang tidak punya jejaring sosial? Semua orang paling tidak memiliki akun Facebok, Twitter, atau LinkedIn. Meskipun untuk beberapa jejaring sosial sifatnya casual, bukan berarti kamu bisa bersikap seenaknya. Terutama jika berhubungan dengan nama baik perusahaan tempatmu bekerja. Jangan pernah sekalipun menuliskan hal yang negatif tentang rekan kerja, bos/manajer, dan apapun tentang tempatmu bekerja. Sekalipun dalam keadaan emosi, jangan pernah salurkan amarah melalui sosial media. Selain akan merusak imej perusahaan, dirimu sendiri akan dipandang sebagai seorang yang tidak profesional dan kompeten.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar